Planet Terbesar Dalam Tata Surya Adalah 3 Poin

Planet Terbesar Dalam Tata Surya Adalah 3 Poin

Rekomendasi Buku Terkait

Mengapa Pluto Tidak Termasuk Planet Terkecil dalam Tata Surya?

Nah Grameds, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kamu seperti “kok bukan Pluto ya planet terkecilnya? Kenapa malah Merkurius?” Gramin akan bantu menjawab pertanyaan kamu tersebut.

Pluto tidak termasuk dalam kategori planet terkecil dalam tata surya karena pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan sebuah planet. Menurut definisi baru ini, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet:

Pluto memenuhi dua kriteria pertama, yaitu mengorbit matahari dan memiliki bentuk bulat. Namun, Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga karena orbitnya berada di wilayah yang penuh dengan benda-benda lain di Sabuk Kuiper, yang merupakan wilayah yang penuh dengan objek kecil dan es di pinggiran tata surya. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap telah “membersihkan” lingkungannya dari benda-benda lain.

Sebagai hasil dari perubahan definisi ini, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet kerdil” (dwarf planet). Selain Pluto, ada beberapa planet kerdil lain yang telah diidentifikasi di tata surya, seperti Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres.

Nah, Grameds, itulah tadi petualangan kita menjelajahi Jupiter si raksasa gas dan Merkurius si planet mungil. Keren banget, kan, bagaimana Tata Surya kita menyimpan begitu banyak keajaiban? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan rasa ingin tahu kalian tentang alam semesta yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk terus membaca dan belajar, ya! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!

Susunan Tata Surya Planet Dalam

Urutan planet dalam dimulai dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Merkurius adalah planet terkecil dan terdekat dengan Matahari di Tata Surya. Periode revolusinya sangat singkat, hanya 87,79 hari, dan ia merupakan planet inferior dengan orbit di sebelah dalam orbit Bumi. Dalam pengamatan dari Bumi, jarak sudutnya dari Matahari tidak pernah melebihi 28°.

Merkurius hanya bisa dilihat dekat ufuk barat setelah matahari terbenam atau ufuk timur sebelum matahari terbit. Planet ini terkunci pasang surut terhadap Matahari dengan putaran-resonansi orbit 3:2. Sumbu Merkurius memiliki kemiringan terkecil dan eksentrisitas orbit terbesar dari semua planet di Tata Surya.

Permukaannya penuh dengan kawah dan mirip dengan Bulan, menunjukkan bahwa geologi permukaannya telah berhenti selama miliaran tahun. Suhu permukaannya sangat beragam, berkisar dari 100 K pada malam hari hingga 700 K pada siang hari. Merkurius tidak memiliki satelit alami yang diketahui.

Baca juga: 7 Teori Pembentukan Tata Surya Yang Wajib di Ketahui

Venus adalah planet kedua terdekat dari Matahari setelah Merkurius. Ia mengorbit Matahari dalam waktu 224,7 hari Bumi dan tidak memiliki satelit alami. Venus dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi, merupakan objek alami tercerah kedua di langit malam setelah Bulan.

Venus kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip. Akan tetapi, Venus memiliki atmosfer terpadat di antara planet-planet kebumian yang terdiri dari 96% karbon dioksida.

Tekanan atmosfer permukaan Venus 92 kali lebih besar daripada Bumi dan suhu rata-rata permukaannya sebesar 735 K. Venus tidak memiliki siklus karbon, samudra, atau kehidupan organik dan permukaannya diselimuti oleh lapisan buram yang terdiri dari awan asam sulfat yang sangat reflektif.

Venus mungkin pernah memiliki samudra, namun sekarang telah menguap karena efek rumah kaca yang berkelanjutan. Akibat dari ketiadaan medan magnet internal di Venus, angin matahari telah membuat hidrogen bebas mengalami pelepasan ke luar angkasa.

Permukaan Venus bergurun, kering, dan diselingi oleh batuan yang diperbarui secara periodik oleh aktivitas vulkanik. Venus disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja karena kecerahan maksimalnya dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam.

Bumi adalah planet terpadat dan terbesar kelima di Tata Surya serta planet terbesar dari empat planet kebumian. Planet ini terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu dan kehidupan muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.

Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau. Litosfer Bumi terdiri dari beberapa segmen lempeng tektonik, dan interior Bumi masih aktif. Bumi berinteraksi dengan objek lain di Tata Surya dan Bulan adalah satelit alami Bumi.

Perputaran Bumi pada sumbunya menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris, dan miring 23,4° dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim dengan periode satu tahun tropis.

Mars, planet keempat terdekat dari Matahari, dinamai dari dewa perang Romawi dan sering disebut “planet merah” karena keberadaan besi(III) oksida di permukaannya, Mars adalah planet bebatuan dengan atmosfer tipis, memiliki kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung es.

Ada Olympus Mons, gunung tertinggi di Tata Surya, Valles Marineris, lembah terbesar di Tata Surya, dan cekungan Borealis yang meliputi 40% permukaan Mars. Meskipun lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan Venus, keadaan di Mars tidak ideal untuk manusia karena suhu udara yang rendah dan tekanan udara yang rendah dengan sebagian besar karbondioksida.

Ada 2 satelit, Fobos dan Deimos, dan Mars mengelilingi Matahari selama 687 hari dengan rotasi 25,62 jam. Meskipun tidak ditemukan jejak kehidupan di sana, di daerah Cydonia Mensae ada sebuah kenampakan unik berupa perbukitan yang menyerupai wajah manusia, meskipun kini terbukti sebagai kenampakan alam biasa.

Baca juga: Teori Bintang Kembar: Proses Pembentukan Tata Surya

Susunan Tata Surya Planet Dalam

Berikut ini urutan planet luar di mulai dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Jupiter adalah planet terbesar di Tata Surya dan planet terdekat kelima dari Matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, Jupiter adalah raksasa gas dengan massa seperseribu massa Matahari dan dua setengah kali jumlah massa semua planet lain di Tata Surya.

Memiliki atmosfer luar yang terbagi menjadi beberapa lapisan, badai, cincin tipis, magnetosfer yang kuat, dan paling tidak 67 satelit alami. Jupiter ditemukan sejak zaman kuno dan memiliki magnitudo tampak yang cukup terang ketika diamati dari Bumi.

Saturnus atau zohal adalah planet keenam dari Matahari dan merupakan planet terbesar kedua di Tata Surya setelah Jupiter. Planet ini memiliki rona kuning pucat karena kristal-kristal amonia yang memenuhi atmosfer bagian atasnya.

Saturnus memiliki medan magnet yang lebih lemah dari Bumi, tetapi momen magnetiknya 580 kali lebih besar. Kecepatan angin di Saturnus dapat mencapai 1.800 km/h, lebih tinggi dari kecepatan angin di Jupiter.

Saturnus terkenal dengan sistem cincinnya yang unik dan memiliki 82 satelit alami, dengan Titan sebagai satelit alami terbesar kedua di Tata Surya yang memiliki atmosfer tebal.

Uranus, planet ketujuh di Tata Surya, dinamai dari dewa Yunani, Ouranos. Planet ini memiliki jari-jari dan massa yang besar, sehingga sering disebut sebagai raksasa es. Atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium, dan unsur “es” seperti air, amonia, dan metana, dengan suhu terendah di Tata Surya.

Uranus memiliki cincin, magnetosfer, dan satelit, serta sistem kutub yang unik. Pada tahun 1986, wahana antariksa Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet tanpa pita awan atau badai, tetapi pengamat di Bumi melihat perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun 2007. Kecepatan angin di permukaan Uranus dapat mencapai 250 meter per detik.

Neptunus, planet terjauh dari Matahari dan dinamai dari dewa lautan Romawi, memiliki diameter 49.530 km dan massa 17 kali lebih besar dari Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 30,1 sa atau sekitar 4.450 juta km dengan periode rotasi 16,1 jam dan periode revolusi 164,8 tahun.

Planet ini memiliki simbol astronomis ♆. Neptunus ditemukan pada tanggal 23 September 1846 melalui prediksi matematika oleh Alexis Bouvard. Neptunus memiliki satu wahana angkasa yang mengunjunginya, yaitu Voyager 2 pada tahun 1989.

Komposisi Neptunus mirip dengan Uranus, dengan atmosfer yang mengandung hidrogen, helium, hidrokarbon, nitrogen, dan “es” seperti air, amonia, dan metana. Neptunus dijuluki sebagai “raksasa es” bersama Uranus karena komposisi dan struktur internalnya yang terdiri dari es dan batu.

Neptunus memiliki atmosfer yang aktif dan menunjukkan pola cuaca, seperti Titik Gelap Besar yang terdapat di belahan selatan planet. Atmosfer luar Neptunus merupakan salah satu tempat terdingin di Tata Surya, dengan suhu terdingin −218 °C (55 K), sementara suhu intinya diperkirakan sebesar 5.400 K (5.000 °C).

Neptunus memiliki sistem cincin yang tipis dan ditemukan pada tahun 1960-an dan dipastikan keberadaannya oleh Voyager 2 pada tahun 1989.

Baca juga: Planet: Pengertian, Jenis, Ciri-Ciri, dan Urutannya

Komet adalah benda langit yang beredar mengelilingi matahari dengan bentuk orbit elips, lonjong, parabolis, atau hiperbolis. Nama komet berasal dari bahasa Yunani yang berarti “rambut panjang”.

Komet terdiri dari es dan debu yang membeku, dan ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusunnya menguap membentuk kepala gas dan ekor.

Komet dapat dilihat ketika masih jauh dari Matahari dan terdiri hampir seluruhnya dari gas dan debu yang membeku, sehingga berbeda dengan asteroid.

Matahari adalah bintang terbesar di tata surya dan terletak di pusatnya. Dengan diameter sekitar 1,4 juta kilometer, hampir 109 kali lebih besar dari Bumi dan memiliki massa sekitar 330.000 kali lebih besar dari Bumi.

Hampir seluruhnya terdiri dari hidrogen dan helium, serta beberapa elemen berat. Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar, dan saat ini memulai fusi nuklir hidrogen menjadi helium.

Dalam beberapa miliar tahun ke depan, seluruh hidrogen dalam matahari akan habis dan akan mati menjadi katai putih. Matahari tampak kuning dari Bumi karena pembauran cahaya biru di atmosfer.

Baca juga: 10 Strategi SEO Terbaru Untuk Meningkatkan Traffic Website Anda

Dalam susunan tata surya, terdapat perbedaan antara planet dalam dan planet luar. Planet dalam terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Planet ini lebih kecil, padat, dan memiliki orbit yang lebih dekat ke Matahari.

Sedangkan planet luar terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet luar lebih besar, ringan, dan memiliki orbit yang lebih jauh dari Matahari. Kedua kelompok planet ini dipisahkan oleh asteroid sabuk yang memisahkan orbit Mars dan Jupiter.

Kedua kelompok planet ini juga memiliki perbedaan dalam komposisi dan kondisi atmosfernya. Planet dalam cenderung memiliki atmosfer yang tebal dan beragam, sementara planet luar didominasi oleh gas-gas ringan dan tidak memiliki permukaan yang padat.

Perbedaan ini menjadi penting dalam mempelajari asal usul tata surya dan mengeksplorasi planet-planet di dalamnya.

Please follow and like us:

Haii, Grameds! Gimana ini kabar kalian semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya! Oh, ya, Grameds, pernahkah kalian membayangkan betapa luas dan beragamnya alam semesta kita? Di Tata Surya kita saja, terdapat planet-planet dengan ukuran dan karakteristik yang sangat berbeda seperti Jupiter dan Merkurius, kedua planet yang kontrasnya bagaikan bumi dan langit. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas planet terbesar dan planet terkecil di tata surya kita! Siapkan diri kalian untuk menjelajahi petualangan antariksa yang menarik ini ya! Yuk, kita mulai!

Grameds, sudah pada tahu belum sih sebenarnya apa itu planet? Kita ketahui bersama yuk! Planet adalah benda langit yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang dan cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang membuatnya berbentuk bulat atau hampir bulat. Planet juga harus memiliki orbit yang jelas, artinya tidak ada benda lain yang sama besar atau lebih besar yang berbagi orbitnya. Di dalam tata surya kita, planet-planet mengelilingi matahari dan terbagi menjadi planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) serta planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik terkait ukuran, komposisi, atmosfer, dan fenomena permukaan.

sumber: Universe Today

Tata surya adalah sistem planet yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya dan semua objek yang mengorbitnya, termasuk delapan planet, satelit alami (bulan), planet kerdil, asteroid, komet, dan debu serta gas antarplanet. Tata surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari runtuhnya awan gas dan debu raksasa.

Berikut adalah komponen utama dalam tata surya:

Matahari adalah bintang di pusat Tata Surya kita, sebuah bola gas raksasa yang memancarkan cahaya dan panas akibat reaksi fusi nuklir di intinya. Energi yang dihasilkan Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi, menyediakan cahaya, panas, dan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis dan proses lainnya. Matahari juga merupakan objek terbesar di Tata Surya, mengandung lebih dari 99,8% massa total sistem ini.

Planet adalah benda langit yang mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, dan telah membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada delapan planet di Tata Surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars (planet dalam/terrestrial), Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (planet luar/gas raksasa). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik, seperti ukuran, komposisi, atmosfer, dan suhu.

Planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit Matahari dan memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, tetapi belum membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada lima planet kerdil yang diakui secara resmi di Tata Surya kita: Pluto, Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Planet kerdil biasanya lebih kecil dari planet dan seringkali berbagi orbitnya dengan objek-objek lain di Sabuk Kuiper atau Sabuk Asteroid.

Debu dan Gas Antarplanet

Debu dan gas antarplanet adalah partikel-partikel kecil dan molekul gas yang tersebar di seluruh Tata Surya. Debu ini berasal dari berbagai sumber, termasuk tabrakan asteroid, komet yang menguap, dan ejecta vulkanik dari bulan-bulan tertentu.

Tata surya terletak di galaksi Bima Sakti dan merupakan satu dari miliaran sistem planet dalam galaksi kita. Studi tentang tata surya membantu kita memahami asal-usul, evolusi, dan karakteristik benda langit yang mengitarinya, serta memberikan wawasan tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi.

Buku Ensiklopedia Anak: Tata Surya

Apa planet tercepat di tata surya? Mengapa Venus disebut ‘saudara Bumi?’ Dapatkah Anda menebak ada berapa jumlah satelit planet Jupiter? Komet manakah yang mempunyai cahaya paling terang? Ada banyak sekali fakta dan informasi unik nan penting seputar tata surya kita yang dapat Anda ketahui di dalam buku ini. Mulai dari keadaan Matahari, planet-planet, hingga misi-misi luar angkasa dirangkum dan disajikan dengan ulasan dan ilustrasi menarik sehingga anak Anda betah menggali segala hal tentang tata surya.

Merkurius: Planet Terkecil di Tata Surya

Merkurius adalah planet terkecil di Tata Surya dan juga yang terdekat dengan Matahari. Namanya diambil dari dewa Romawi, Merkurius, yang dikenal sebagai pembawa pesan para dewa karena kecepatannya yang luar biasa. Diameter planet ini hanya sekitar 4.880 km, yang hanya sekitar 38% dari diameter bumi. Massa Merkurius adalah sekitar 5,5% massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi yang relatif lemah dibandingkan dengan Bumi.

Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari, dengan jarak rata-rata sekitar 57,9 juta km. Planet ini memiliki orbit yang sangat eksentrik (elips), dengan jarak terdekat ke matahari (perihelion) sekitar 46 juta km dan jarak terjauh (aphelion) sekitar 70 juta km. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 88 hari Bumi.

Merkurius memiliki periode rotasi yang lambat, berputar pada sumbunya setiap 59 hari Bumi. Karena kombinasi dari rotasi dan revolusinya, satu hari matahari di Merkurius (waktu antara dua matahari terbit berturut-turut) berlangsung sekitar 176 hari Bumi.

Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis dan terdiri dari partikel-partikel yang ditangkap dari angin matahari serta gas-gas yang terlepas dari permukaan planet. Atmosfer ini disebut eksosfer dan terdiri dari hidrogen, helium, oksigen, natrium, kalium, dan argon. Karena kedekatannya dengan matahari dan kurangnya atmosfer yang signifikan, suhu permukaan Merkurius sangat bervariasi. Di siang hari, suhu dapat mencapai sekitar 430°C, sementara di malam hari bisa turun hingga -180°C.

Permukaan Merkurius penuh dengan kawah akibat tumbukan, mirip dengan permukaan bulan, dengan sedikit aktivitas geologis yang berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Fitur permukaan lainnya termasuk dataran tinggi, tebing curam yang disebut rupes, dan cekungan besar seperti Cekungan Caloris, yang memiliki diameter sekitar 1.550 km.

Asal Mula Terjadinya Alam Semesta, Galaksi, Tata Surya, dan Kita

Manusia berusaha mencari tahu asal mula dirinya dan segalanya sejak dulu. Penelitian sains telah mengungkapkan bahwa asal mula manusia bukan hanya dari Bumi, melainkan juga bintang-bintang dan alam semesta. Kisah asal mula kita merentang sampai awal waktu serta kelahiran ruang dan seluruh zat. Asal Mula menceritakan bagaimana terjadinya alam semsta, bintang-bintang, planet-planet, dan kehidupan berdasarkan temuan-temuan sains, yang menunjukan betapa megahnya kosmos dan bagaimana kedudukan kita di dalamnya.

Merkurius: Planet Terkecil di Tata Surya

Merkurius adalah planet terkecil di Tata Surya dan juga yang terdekat dengan Matahari. Namanya diambil dari dewa Romawi, Merkurius, yang dikenal sebagai pembawa pesan para dewa karena kecepatannya yang luar biasa. Diameter planet ini hanya sekitar 4.880 km, yang hanya sekitar 38% dari diameter bumi. Massa Merkurius adalah sekitar 5,5% massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi yang relatif lemah dibandingkan dengan Bumi.

Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari, dengan jarak rata-rata sekitar 57,9 juta km. Planet ini memiliki orbit yang sangat eksentrik (elips), dengan jarak terdekat ke matahari (perihelion) sekitar 46 juta km dan jarak terjauh (aphelion) sekitar 70 juta km. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 88 hari Bumi.

Merkurius memiliki periode rotasi yang lambat, berputar pada sumbunya setiap 59 hari Bumi. Karena kombinasi dari rotasi dan revolusinya, satu hari matahari di Merkurius (waktu antara dua matahari terbit berturut-turut) berlangsung sekitar 176 hari Bumi.

Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis dan terdiri dari partikel-partikel yang ditangkap dari angin matahari serta gas-gas yang terlepas dari permukaan planet. Atmosfer ini disebut eksosfer dan terdiri dari hidrogen, helium, oksigen, natrium, kalium, dan argon. Karena kedekatannya dengan matahari dan kurangnya atmosfer yang signifikan, suhu permukaan Merkurius sangat bervariasi. Di siang hari, suhu dapat mencapai sekitar 430°C, sementara di malam hari bisa turun hingga -180°C.

Permukaan Merkurius penuh dengan kawah akibat tumbukan, mirip dengan permukaan bulan, dengan sedikit aktivitas geologis yang berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Fitur permukaan lainnya termasuk dataran tinggi, tebing curam yang disebut rupes, dan cekungan besar seperti Cekungan Caloris, yang memiliki diameter sekitar 1.550 km.

Jupiter: Planet Terbesar di Tata Surya

Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita dan memiliki banyak karakteristik menarik yang membuatnya menjadi subjek penelitian dan pengamatan ilmiah yang intens. Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan planet terbesar di tata surya. Diameter Jupiter sekitar 142.984 km, yang lebih dari 11 kali diameter Bumi. Massa Jupiter adalah 318 kali massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi terkuat di tata surya.

Planet ini terdiri dari hidrogen dan helium, mirip dengan komposisi matahari. Atmosfernya terdiri dari lapisan-lapisan awan tebal yang didominasi oleh hidrogen molekuler, helium, metana, amonia, dan air. Jupiter tidak memiliki permukaan padat. Bagian dalamnya terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh lapisan cairan hidrogen metalik.

Atmosfer Jupiter terkenal dengan pola cuaca yang sangat dinamis, termasuk badai yang berlangsung selama berabad-abad. Bintik Merah Besar adalah badai raksasa yang berdiameter sekitar dua kali diameter Bumi dan telah berlangsung setidaknya selama 400 tahun. Atmosfernya menunjukkan pola pita awan terang dan gelap yang dikenal sebagai zona dan sabuk, yang bergerak dalam arah yang berlawanan.

Jupiter memiliki lebih dari 79 satelit yang diketahui, dengan empat yang terbesar dikenal sebagai satelit Galilea: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Io adalah satelit yang sangat aktif secara vulkanik. Europa diyakini memiliki lautan bawah permukaan yang mungkin mendukung kehidupan. Ganymede adalah satelit terbesar di tata surya, bahkan lebih besar dari planet Merkurius. Sementara Callisto adalah satelit yang sangat tua dan penuh dengan kawah.

Peran Jupiter dalam tata surya adalah gravitasinya yang kuat. Gravitasi Jupiter mempengaruhi orbit objek lain dalam tata surya dan berperan dalam membersihkan tata surya dari komet dan asteroid yang mungkin berbahaya bagi planet bagian dalam. Jupiter juga dianggap sebagai “penjaga” tata surya karena membantu melindungi Bumi dari potensi tumbukan.